AIDS PENYAKIT MENGERIKAN ABAD INI
Gambaran Serangan AIDS dalam system DNA kita |
AIDS yang mengakibatkan menurunnya sistem
imun, diakibatkan oleh terinfeksinya penderita oleh virus yang dikenal
sebagai HIV (Human Immunodeficiency Virus). Bahayanya adalah penderita
yang sudah terinfeksi HIV, tidak langsung mengalami tanda (sign) ataupun gejala (symptom) segera
setelah infeksi terjadi. Gejala penyakit AIDS biasanya baru mulai
muncul selama 5-10 tahun setelah terinfeksi, dan biasanya penderita
memeriksakan kesehatannya karena sudah pada state yang parah,
karena sudah mengalami infeksi opportunistik (yang menyertai AIDS)
karena menurunnya sistem imun dan penyakit oportunistik ini biasanya
merupakan penyakit infeksi.
Struktur HIV
AIDS memang merupakan penyakit menular,
tapi penularannya pun tidak sembarangan, tidak bisa melalui udara
seperti penyakit tuberculosis (TBC). AIDS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual, melalui transfusi darah atau luka terbuka yang
menyebabkan HIV dapat masuk ke peredaran darah dan melalui plasenta dari
ibu ke anak (maternal). Akan sangat penting untuk mengetahui kondisi
kesehatan pasangan anda! Hal ini menjadi sangat penting, karena AIDS di
dunia paling besar terjadi melalui hubungan seksual suami istri, suami
yang sudah mengetahui bahwa ia memiliki AIDS, dengan sengaja menularkan
ke istrinya yang tidak mengetahui tentang kondisi suaminya dan bahayanya
adalah penularan bisa terjadi pada janin, jika istri tsb hamil, maka
pemeriksaan medis (medical check up) pra nikah menjadi penting.
Menghindari penyebabnya (tindakan prevetif) memang tindakan yang paling
benar daripada menyembuhkan (kuratif) maupun promotif. Jika ada orang
yang terkena AIDS di sekeliling anda, jangan khawatir, AIDS tidak akan
menular hanya dengan bersentuhan tangan atau berpelukan, namun bisa saja
penularan terjadi karena infeksi oportunistik yang dialami oleh ODHA.
Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi HIV adalah:- Mempraktekan seks yang aman.
- Penggunaan kondom saat seks.
- Menghindari penggunaan jarum suntik bersamaan.
- Skrining pada darah yang akan ditransfusi.
- Skrining HIV pada orang-orang yang beresiko (seperti pekerja seks komersial/PSK, orang yang suka berganti-ganti pasangan atau pada pengguna narkoba).
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesadaran dan pencegahan AIDS.
Penegakkan diagnosis untuk mendeteksi
AIDS bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan memeriksa antibodi
terhadap HIV dan atau pemeriksaan CD4+ (cluster of differentiation 4+),
yaitu glikoprotein yang diekspresikan pada sel T-helper, monosit,
makrofag dan sel dendritik atau secara global bisa diartikan sebagai
bagian dari sel darah putih yang berperan dalam sistem imun tubuh.
Pemeriksaan ini tentu saja tidak langsung dilakukan, karena umumnya ODHA
mengalami berbagai komplikasi penyakit, yang membuat kebingungan para
dokter. Bila positif, hal pertama yang harus dilakukan keluarga terdekat
adalah melakukan pengecekan darah pada anak ODHA (terutama bila anak
tsb masih berumur 1-10 tahun) serta suami ODHA.
Infeksi HIV ini terjadi pada beberapa tahap, yaitu :- Tahap akut
- Tahap ini terjadi pada beberapa minggu setelah infeksi HIV.
- Hal yang terjadi pada tahap ini adalah demam yang terjadi secara akut, sakit kepala, lemas (malaise), limfanodenopati (pembesaran kelenjar getah bening), radang tenggorokan dan kemerahan pada kulit.
- Kemudian gejala berkurang dan menghilang dalam beberapa minggu, kemudian penderita menjadi asimptomatik (tidak mengalami gejala).
- Tahap Asimptomatik (Tanpa Gejala)
- Terjadi beberapa minggu setelah terjadinya infeksi akut.
- Berlangsung selama periode waktu tertentu (biasanya 5-10 tahun) di mana tidak adanya gejala, namun terjadi destruksi persisten terhadap CD4+ yang mengakibatkan makin melemahnya sistem imun.
- Tahap Simptomatik
- Terjadi saat kadar CD4+ telah menurun secara drastis.
- Tahap ini ditandai dengan munculnya infeksi opportunistik, yang terjadi karena telah menurunnya sistem imun. Infeksi oportunistik yang biasanya terjadi meliputi: pneumonia pneumocystis (infeksi pada paru-paru), kandidiasis (infeksi pada rongga mulut), infeksi ini merupakan infeksi yang sering pada ODHA. Infeksi lainnya adalah toksoplasma, TBC, infeksi Cryptococcal (pada otak), Cytomegalovirus (herpes) dll.
- Tahapan ini dibagi lagi menjadi beberapa tahap sesuai dengan jumlah CD4+.
- Kanker juga dapat terjadi pada tahap ini, biasanya menyerang kulit, nodus limpa dan rongga perut.
- Pada tahap infeksi HIV yang telah parah, dapat terjadi manifestasi pada syaraf, seperti dementia (pikun), gangguan psikologis dan kehilangan kontrol pada fungsi motorik (pergerakan).
Jadi, hati-hatilah jika orang di dekat
anda mengalami gejala-gejala tsb. Namun, jangan khawatir! ODHA masih
tetap dapat hidup normal, asalkam infeksi opportunistik tsb disembuhkan
dan ODHA mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan secara teratur, untuk
menghindari resistensi. Walaupun butuh pengobatan seumur hidup, obat
untuk AIDS ini merupakan obat program, yakni obat yang diberikan gratis oleh pemerintah. Obat-obat HIV/AIDS adalah obat anti virus, yang dibagi menjadi golongan protease inhibitor, non-nukleosida reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) dan nukleosida reverse transcriptase (NRTI) dan biasanya telah disusun menjadi fixed combination. Contohnya
adalah Lamivudin/Zidovudin, FDC (Lamivudin, stavudin dan nevirapin),
DDI (Didanosine), LPV-RTV (lopinavir/ritonavir), D4T (Staviral,
Stavudine)3TC (Hiviral, Lamivudin), NVP (Nevirapin), EFV (Efavirenz),
ZDV (Reviral), dll.
Posting ini Disarikan dari: APOTEKER BERCERITA
Tags : HEALTH INFO