Senin, Agustus 20, 2012

BERBICARA DENGAN HATI SEBAGAI LANGKAH TARBIYAH

http://bodinlingga.blogspot.com/
Berbicara dengan hati,landasan Tarbiyah
" Jika anda berbicara dengan mulut maka akan sampai ditelinga pendengar anda, Jika anda berbicara dengan nalar maka akan samapai sebagai wacana ,Namun jika anda terbiasa bicara dengan hati ,maka akan sampai pula dihati mereka"
Ini adalah sebuah opini kecil yang selama ini saya yakini kebenarannya,bukan sebuah nilai mutlak memang, akan tetapi sedikit mendekati apa yang benar-benar terjadi.Seorang yang memiliki karakteristik berbicara yang berbeda-beda,baik secara lughat atau bahasa , ataupun dari intisari pembicaraan tersebut.Jika anda memang seorang " Public speaker" tentunya anda memerlukan pengetahuan ini sebagai dasar awal bagaimana cara anda mempengaruhi pemikiran orang lain, dan bagaimana cara anda menggiring orang lain kepada sebuah opini kita.Mari kita Belajar berbicara dengan hati .
         Seorang penyanyi akan dikatakan menjiwai sebuah lagu, tentu saja akan berbeda rasanya dengan seorang penyanyi yang ada dijalanan yang hanya berharap uang recehan saja,apalagi belum habis lagu tersebut dinyanyikan setelah kita kasih recehan tersebut mereka langsung menggelontor pergi sambil mengucapkan terimakasih.Mengapa Sebagaian mereka menjadi seorang penyanyi yang Proffesional...dan sebagian lagi hanya sebagai pengamen jalanan ??? Jawabnya adalah mereka menyanyi dengan hati mereka .Tidak seperti halnya kasus pengamen di dalam bis kota sore tadi.
            Sama halnya jika anda adalah seorang guru, kadangkala sebagai seorang guru kita terlupa akan akan essensi penyampaian ilmu kita kepada para murid, Essensinya adalah transfer ilmu,memindahkan apa yang kita ketahui kepada murid-murid kita.Namun jika anda menginginkan yang paling awet terkenang buat mereka,maka kitapun harus mentransfernya melalui hati, bagaimana kita mengefektifkan komunikasi kita dengan murid, jawaban saya adalah " Anda harus bisa berbicara dengan hati anda" Seringkali waktu saya menjadi pengajar, mempunyai keinginann yang kuat untuk membuka wacana murid-murid saya dengan banyak sekali keilmuan , dengan memberikan komparasi yang berbeda-beda ,jika sebuah topik atau thema pelajaran saat ditinjau dari sisi bidang ilmu yang berbeda pula.Yang muncul hanyalah sebuah wacana, ya..hanya wacana yang sama sekali tidak membekas dihati mereka,karena hanya mereka hafalkan.Kesalahan saya waktu itu hanya berbicara dengan otak,sehingga merekapun menerima dengan otak pula.Hanya sebagai sebuah hafalan.
     Seorang yang memulai pembicaraannya dengan hati akan selalu memiliki keihlasan dalam berbicara,kelembuatan penyampaian , dan memberikan makna yang mendalam dalam setiap kata-kata yang terlontarkan.Perbedaan yang mencolok akan sangat dirasakan dengan seseorang berbicara dengan otaknya, biasanya akan memunculkan perasaaan " Agar dianggap pandai dan berwawasan luas" agar dianggap sebagai seorang pemikir dan seterusnya.Sedangkan orang berbicara dengan hati akan selalu mendasarkan apa yang dia ucapkan tersebut pada Tuhan, dan Keihlasan pada Tuhan.Sehingga kata-kata tersebut akan selalu terngiang dibenak para mustamiin atau pendengarnya,tidak saja ditataran otak, akan tetapi juga dilubuk sanubarinya yang mendalam.
           Seseorang yang berbicara dengan hati, akan selalu menemukan sebuah tindak-lanjut dari apa yang dia ucapkan, ketika apa yang dia ucapkan itu sampai dihati para pendengarnya, seandainya anda mengucapkan " Bersholatlah kalian " maka terngiang pula dihati pendengarnya untuk selalu melakukan " Sholat" , jika kita  menjadikan otak sebagai landasan berbicara , mungkin yang mereka terima hanyalah sebagai " Wacana untuk bersholat sahaja"
             Banyak sekali pendakwah-pendakwah kita yang hanya senang dan merasa puas ketika mereka berbicara dengan mulutnya saja, yang kadangkala hanya merasa puas saat para pendengar mentertawakan apa yang dia katakan.Essesi apalagi yang ingin mereka sampaikan...?? Kadangkala bingung juga .Lantas bagaimana sebuah dakwah akan samapi dihati jika kita hanya berbicara dengan mulut kita....?? Saya pastikan hanya samapi pada telinga saja, setelah pulang tidak ada tindaklanjut sama sekali, atau kalaupun ditanya ketika smapai dirumah , " Apa isi pengajian tadi malam ...??? " "Wah... kocak banget isinya ...bisa karaoke lagi...." Heem.....Jadi kapan kita akan memulainya kawan...??? untuk belajar bicara dengan hati...?? Jawabannya adalah dengan kebiasan - kebiuasaan , dan latihan-latihan untuk selalu berbicara dengan hati , agar apa yang kita sampaikan selalu sampai dihati.
               Demikian juga ketika kita menjadi  " Orang Tua " bagi anak-anak kita, baisakanlah bicara dengan hati, tidak hanya sekedar memberi mereka wawasan-wawasan saja, namun juga dengan memberikan wawasan yang menjunam dihati mereka,menancap sampai tua itulah sebuah dasar Tarbiyah bagi mereka.Kalau seandainya kita membiasakan hal ini, tentunya merekapun akan menerimanya sebagai petuah kalbu,dan juga Nur dalam sanubari y6ang akan selalu menyala-nyala dan terngiang-ngiang sepanjang hayat.Maka kitapun juga harus membiasakan diri untuk berbicara dengan hati, dengan siapapun,termasuk dengan anak-anak kita.Semoga, dan Amien.

Tags :