KRONOLOGI KERUSUHAN TAJUL MULK KARANGGAYAM ,SAMPANG,MADURA
Terpicu Masalah pribadi..??? |
Hal itu diungkapkan Sekretaris Komunitas Intelejen Daerah (Kominda) Jawa Timur, Zaenal Buhtadien. "Mereka akan bangun lagi rumah Tajul dan dihalang-halangi warga," kata Zaenal seperti diberitakan Tempo.co, Ahad (26/8/2012).
Menurut Zaenal, niat warga Syiah membangun kembali tempat ibadah dan rumah keluarga Tajul itulah yang menjadi pemicu kemarahan warga sekitar.
Puncak dari kemarahan, kata Zaenal, yang juga Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur itu, terjadi ketika sebuah mobil pengangkut bahan bangunan mendatangi rumah keluarga Tajul yang langsung dihadang puluhan warga sekitar.
Penghadangan kemudian berbuntut aksi saling lempar antara pengikut Syiah dan warga sekitar. Tak hanya saling lempar, kerusuhan juga merembet pada aksi pembakaran bekas rumah Tajul.
Akibat kejadian tersebut seorang warga Syiah meninggal dan empat warga Syiah lainya mengalami luka bacokan cukup parah. "Untuk warga di luar syiah, korbannya cuma dua orang," ujar Zaenal.
Selain pembangunan rumah Tajul, kedatangan beberapa keluarga Tajul ke bekas rumah Tajul di Dusun Nankernang selama lebaran juga menjadi pemicu. Bahkan, saat malam takbiran juga sempat terjadi ketegangan. "Warga Syiah dilarang takbiran waktu Lebaran lalu, dan sempat tegang juga," kata Zaenal.
Zaenal mengaku pemerintah kecolongan atas kejadian ini. "Kita tidak tahu, ternyata niat membangun rumah ditentang warga dan akhirnya rusuh," tuturnya.
Sumber :KASKUS CO ID
Kepolisian : " Yang mati cuman satu..??" |
Sementara Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Hilman Thayib, memastikan korban akibat kerusuhan Sampang berjumlah satu orang. "Yang benar hanya satu orang yang meninggal bukan dua," kata Hilman.
Kerusuhan, ujar Hilman, terjadi sekitar pukul 09.45 ketika sebanyak 20 anak warga Syiah dari Karang Gayam dan Bluuran, Kecamatan Omben, Sampang berniat kembali mondok di beberapa pesantren di luar Sampang, termasuk ke Bangil, Pasuruan. Di tengah perjalan dengan mencarter sebuah mini bus, tiba-tiba dihadang 30 sepeda motor dari warga Suni.
Sebanyak 20 anak warga Syiah ini lantas dipaksa pulang kembali ke rumah mereka dan dilarang untuk belajar ke pesantren Syiah yang ada di luar Sampang. "Saat itu terjadi keributan dan perkelahian hingga menimbulkan satu korban meninggal bernama Hamama," kata Hilman.
Pertikaian ini lantas meluas hingga menyebabkan beberapa korban terluka diantaranya Saiful, 28 tahun, yang terluka terkena bom ikan atau biasa disebut bondet. Selain itu juga, Samsul, 18 tahun, yang terluka dan patah kaki.
Warga lainya yang terluka adalah Syaifuddin, 20 tahun, yang luka lecet pada tangan kiri dan hidung; Hasyim, 21 tahun juga terluka pada paha kiri tertembus kelereng. Semua korban merupakan warga Karanggayam, Omben. "Ada juga korban kritis namanya Man Hoseh terluka bacok di punggung dan kini di rawat di RS Pamekasan," ujar dia.
Selain warga, bentrokan ini juga mengakibatkan Kepala Polsek Omben, AKP Aris Dwi, 44 tahun terluka di dahi kiri terkena lemparan batu. Kerusuhan ini, setidaknya juga menyebabkan sembilan rumah warga di Dusun Gading Laok, Desa Bluuran, hangus terbakar.
Kesembilan rumah yang terbakar adalah milik, Mahrus, Matrai, Amsiyah, Sipul, Busidin, Dulhadi, Makruf, Bujedin, serta Mun. "Saat ini tim dari Polres Sampang dibantu Brimob masih menyusuri TKP," ujar Hilman.
Untuk mengamankan lokasi, polisi juga dibantu oleh 2 satuan setingkat kompi dari Yon 500 rider serta personel dari komando distrik militer Sampang. Seluruh warga syiah saat ini juga sudah diungsikan di GOR Sampang.
Kepada wartawan di Sampang, Irjen Pol Hadiatmoko mengatakan bahwa jumlah rumah yang terbakar sebanyak 37 unit, satu perwira polisi terluka, dan satu korban meningal dunia. Kesimpulan sementara, katanya, kejadian ini merupakan kriminal murni. "Pembakaran dan menghilangkan nyawa orang lain itu merupakan kriminal, kami akan menindak tegas para pelakunya," katanya menegaskan.
Seperti diketahui, sekitar pukul 11.00 WIB terjadi bentrok antara pengikut Islam Syiah versus Sunni di Desa Karanggayam, Kecamatan Omben dan di Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, Sampang. Kasus ini setidaknya mengulang kasus serupa pada akhir Desember 2011 lalu. Cuma, pada kasus hari ini mengakibatkan satu korban tewas dan sejumlah korban lainnya mengalami luka-luka.
Kapolda mengutarakan, ada sebanyak 33 SSK Brimob dari Surabaya dan Brimob Pamekasan, dibantu pasukan Sabhara sebanyak 200 personel, pasukan Polres Sampang sebanyak satu peleton, dan pasukan Polres Pamekasan sebanyak satu peleton diterjunkan ke lokasi konflik. "Mereka berada di sana hingga kondisinya benar-benar aman," katanya.
Di sisi lain, yang dilakukan Pemprov Jatim dalam tempo dekat dalam menangani masalah ini adalah memberikan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi, termasuk kenyamanan tempat penampungan, makanan, minuman, dan MCK. Kemudian dalam perspektif jangka panjang, Pemprov Jatim bersama komponen pemerintah dan masyarakat lainnya merumuskan langkah penyelesaian bersifat permanen. Karena itu, tambah Pakde Karwo, pihaknya segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat untuk menentukan langkah apa yang akan ditempuh selanjutnya.
Selain melakukan gerak cepat menyelidiki kasus Sampang secara intensif, Polda Jatim juga telah menginventarisir sejumlah korban tewas, luka-luka, dan rumah milik warga yang terbakar. Korban tewas diketahui bernama Hamama (39) asal Desa Karanggayam, Kecamatan Omben. Korban kabarnya merupakan penganut Syiah.
Ada 5 korban luka-luka dari massa antisyiah, yakni; Syaiful (28), warga Desa Karanggayam, Omben yang mengalami luka-luka kemasukan kelereng dan letusan bondet; Samsul (18) Desa Karanggayam yang mengalami kaki patah; Syaifuddin (20) mengalami luka-luka di bagian hidung; Hasyim (21) luka di bagian paha kanan karena kemasukan kelereng; dan Man Haseh yang mengalami luka bacok senjata tajam dan kini dirawat di RSUD Pamekasan. Selain itu, ada korban luka dari anggota Polri yakni AKP Aris Dwi (44) yang sehari-hari menjabat Kapolsek Omben.
Data jumlah rumah terbakar di Dusun Gading Laok, Desa Bluuran, Karang Penang, Sampang ada 9 unit rumah. Rumah-rumah itu antara lain milik Mahrus, Matrai, B Amsiyah, Sipul, Busidin, Dulhadi, Makruf, Bujedin, dan P Mun.
Sumber : KASKUS CO ID
Tags : HOT NEWS